sehatsecaraalami.com – Tidak semua pada wanita menjalani kehamilan dengan lancar. Ada saja hal yang mengganggu kondisi kesehatan ibu hamil, dan salah satunya adalah mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Kondisi hipertensi pada saat masa kehamilan sebenarnya hal yang umum terjadi, sekitar 10% pada ibu hamil mengalami kondisi tersebut. Namun dengan penanganan yang baik, hipertensi tidak akan tumbuh berkembang atau membahayakan dan akan hilang setelah proses persalinan. Tetapi apabila dibiarkan, maka hipertensi akan dapat menyebabkan kondisi praeklamsia yang disertai dengan adanya protein dalam urine.
Pada ibu hamil yang mengalami hipertensi akan berbeda-beda, ada hipertensi ringan dan hipertensi berat. Meskipun demikian hipertensi pada saat kehamilan akan mempengaruhi kesehatan ibu dan juga janin sehingga harus segera ditangani untuk mengurangi resiko dari penyakit hipertensi tersebut.
– Hipertensi Kronik
Hipertensi yang terjadi sebelum hamil atau lima bulan sebelum hamil, maka kondisi tersebut dinamakan dengan hipertensi kronik. Kebanyakan pada wanita tidak mengetahui bahwa dirinya sedang mengalami hipertensi kronik dikarenakan tidak menimbulkan suatu gejala. Namun tanpa disadari hal tersebut bisa terbawa saat sedang masa kehamilan.
– Hipertensi Kron dengan Praeklamsia
Kondisi ini ketika hipertensi kronik tidak segera ditanagi dengan baik, atau bahkan telah memburuk sehingga dapat lanjut hingga sampai hamil. Dan protein dapat ditemukan pada urine.
– Hipertensi Gestasional
Jenis hipertensi ini ketika tekanan darah akan mengalami peningkatan setelah dalam lima bulan kehamilan. Namun tidak ada kandungan protein pada urine atau sebagai tanda-tanda rusaknya pada organ tubuh ketika sedang mengidap hipertensi gestasional.
– Praeklamsia
Kondisi ini adanya tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh dan telah ditemukan protein dalam urine. Biasanya kondisi ini akan terjadi setelah lima bulan kehamilan. Tanda-tanda masuk ke tahapan ini adalah akan merasakan sakit kepala, nyeri perut pada bagian atas sebelah kanan, sesak nafas, mual, muntah, jumlah urine menurun, kadar trombosit menurun, penglihatan memudar, atau bahkan organ hati yang tidak akan berfungsi dengan baik.
– Eklamsia
Jenis hipertensi ini akan terjadi ketika pada ibu hamil yang ada dalam kondisi praeklamsia sedang mengalami kejang-kejang. Kondisi ini merupakan kondisi paling parah yang terkait dalam masa kehamilan.
Jenis praeklamsia akan lebih berpotensi terjadi pada wanita yang baru pertama kali hamil, mengandung saat usia muda (dibawah 20 tahun) atau mengandung pada usia tua (diatas 40 tahun), memiliki berat badan lebih, mengandung bayi kembar, memiliki penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau masalah ginjal.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi saat masa kehamilan akan berdampak pada ibu serta janin. Karena tingginya tekanan darah maka arus darah pun akan mengalami gangguan pada bagian tubuh lainnya seperti organ ginjal, hati, rahim, otak, dan plasenta. Untuk ibu hamil yang menderita praeklamsia maka akan berdampak pula pada janin karena nutrisi dan oksigen akan mengalami kondisi yang abnormal. Hal ini disebabkan oleh pembuluh darah yang akan mengalami penyempitan.
Kondisi ibu hamil yang mengalami praeklamsia maka pada janin akan terhambat sehingga dapat menyebabkan rendahnya berat badan. Bahkan dapat beresiko terjadinya kelahiran prematur.
Tangani Tekanan Darah Tinggi Dengan Tepat
Jika terkena hipertensi saat hamil, maka diharuskan untuk menjaga menjaga kesehatan dengan baik dan benar. Tidak lupa untuk memeriksa kandungannya secara rutin supaya kondisi tetap terjaga. Karena pada masa kehamilan merupakan masa yang rentan terhadap bahaya. Untuk itu harus diterapkan gaya hidup sehat pada saat hamil seperti mengkonsumsi makanan yang bergizi, rutin melakukan olahraga, dan hindari makanan yang mengandung garam tinggi serta hindari pula rokok dan mengkonsumsi minuman yang berakohol.
Baca Juga :
Leave a Reply